Member-only story
Ilusi Efisiensi Anggaran Prabowo
Apa tujuan efisiensi sebenarnya?

Setelah lebih dari 100 hari pemerintahannya, Prabowo menggelar sidang kabinet di Istana Negara pada Rabu, 22 Januari lalu. Prabowo pun mengevaluasi kinerja anak buahnya dan memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memangkas belanja anggaran belanja negara. Alasannya, kementerian dan lembaga negara harus mengirit dan memprioritaskan sejumlah program, salah satunya program makan siang gratis.
Ironinya, pemangkasan anggaran itu justru menyasar sektor-sektor vital yang anggarannya sudah rendah. Inpres 1 tahun 2025 pun terbit. Ada anggaran yang tak boleh dipangkas, yakni belanja pegawai dan bantuan sosial. Selanjutnya, kemenkeu pun mengeluarkan surat S-37/MK.02/2025 yang berisi daftar pos dan kriteria belanja yang harus dipangkas, lengkap dengan presentasenya. Akibatnya, pemangkasan anggaran itu mendampak pembangunan infrastruktur.
Dalam pelaksanaan perdananya 6 Januari lalu, program makan bergizi gratis rupanya baru menyasar 3 juta penerima manfaat. Angka itu masih sangat jauh dari target Prabowo, yakni 82,9 juta penerima, mulai dari siswa sekolah, balita, hingga ibu hamil. Dengan jatah anggaran Rp 71 triliun, pencapaian target tersebut akan sulit tanpa menambah utang. Pemerintah pun harus mengatasinya meski harus dilakukan dengan memangkas anggaran di sektor lain.